Pages

Subscribe:

Kamis, 08 Desember 2011

Tentang Apa yang Kusebut "SAHABAT"

Inilah coretan keduaku, yang bisa saja dikatakan 'terpaksa' aku menulis karena satu masalah yang sangat mengusikku. Aku merasa tak pandai dalam merangkai kata indah dalam pengungkapan sesuatu. Hanya kubayangkan dan kuawang-awang saja, ku analisis dan kupahami sendirian. Jika aku merasa pendapatku sudah mentok pada titik itu, tentu aku butuh teman untuk mendiskusikan tentang pendapatku itu, karena aku hanya tak ingin menjadi diktator untuk diriku sendiri yang selalu menganggap apa yang kufikir adalah hal yang mutlak kebenarannya. Langsung saja ke pokok bahasan tentang alasan ku menulis judul demikian.

Aku termasuk seorang yang 'mengagungkan' apa yang biasa disebut PERSAHABATAN. Banyak hal yang telah kulewati dengan sahabatku dulu ketika aku masih terlalu cepat menyebutnya sahabat. Baik , sekilas kuceritakan saja bagaimana awal kumenemukan yang dulu kusebut 'sahabat'. Awalku memasuki kehidupan dewasaku, dimana aku beranjak dari kota kecil kesayanganku, disaat itulah aku menjadi MAHASISWA. Begitu bangganya aku menjadi mahasiswa di Universitas Negeri di Surabaya, mendapatkan kesempatan dengan biaya murah dan mentereng. Ups !!! Gak perlu curhat soal itu :D. Kembali ke topik awal.

Dari awal itu aku mendapatkan banyak teman dari berbagai daerah yang berbeda pula, banyak karakter baru dan tentunya harus kumanfaatkan dengan baik. Simbiosis mutualisme tentunya. Langsung saja kutentukan siapa yang menjadi 'sahabatku' dulu. Ada lima orang beserta aku, begitu nyaman aku dibuatnya. Hampir kurasakan kenyamanan saat aku bersaudara dengan sahabat-sahabatku di SMA. Begitu ku berusaha untuk memposisikan sempurna ditengah-tengah mereka, tetap berdiri stabil dan berusaha menjadi sahabat yang baik. Namun pada akhirnya, hanya dua orang tersisa yang berperan sebagai sahabatku, setidaknya aku mengakuinya menyebut mereka sahabatku :) . Lalu kemana dua orang yang lain ??? Perlahan gugur dan hilang berserakan. Tak ingin aku seperti ini, tapi kufikir inilah seleksi alam. Aku meniatkan namun kenyataannya berbeda. Sedih tentu pada awalnya, namun aku tahu ini lah yang terbaik. Sempat tersirat ketakutan dalam benakku, ketakutan kehilangan dua orang yang kini tetap bersedia menerimaku. Aku berusaha menata diri, menjaga tutur kata, dan terus berusaha menjadi teman yang baik. Agar tak ditinggalkan ??? Tentu iyaa, namun kenyataannya bukan karena terpaksa, tapi karena aku sangat menyayangi dia yang telah aku anggap sebagai sahabat. 

Bagaimana perasaanku saat dua orang yang lalu akhirnya terseleksi ????? SAKIT !!!!! Karena apa ??? Karena aku sudah begitu menyayanginya. Aku termasuk tipikal orang yang begitu mudah menyayangi seseorang yang sudah kudeklarasikan sebagai sahabat. Tapi cukup, itu sudah berlalu. Aku tak ingin berseteru , cukup ku anggap dia sebagai teman saja.  Bagaimanapun aku butuh sahabat untuk tetap mengingatkanku tentang kekeliruan, kebenaran, kebersamaan, kegunaan, dan banyak ke-an :D.

Dan sekarang, banyak prahara tentang persahabatan. Bukan hanya aku, tapi semua kalangan didalam komunitasku (dalam kelas kuliah). Naaaaahhh , itulah awal stimulus pembuat tulisan ini. Banyak penyebabnya, beragam sekali. Apa sebenarnya SAHABAT itu sebenarnya ??? Mengapa begitu mudah tersakiti bila sudah merangkul 'sahabat' dalam ruang mereka. Sama sepertiku dulu yang terlalu dini membawa 'sahabat' untuk merekatkanku dengan teman-temanku. Buatku kini, Sahabat adalah ketika aku bisa menjadi diriku sendiri. Ketika aku bisa menganggapnya sebagai diriku sendiri. Aku bagian darinya dan dia bagian dariku. Tentu aku tak ingin menyakitinya, karena dengan menyakitinya berarti juga menyakiti diriku sendiri. Sahabat bukan yang selalu ada ketika aku butuh bantuan, namun yang selalu mengirimkan semangatnya disaat aku rapuh meski dia tak disampingku. Sahabat bukan yang harus menceritakan kebahagiannya saja ketika kami tak lagi dekat. Sahabat bagiku adalah ketika aku bisa memahami dan memaklumi dia.

Cukup aku menyakiti diriku sendiri dengan membenci yang dulu aku anggap sahabat, aku hanya butuh ikhlas. Dan itu sudah kulalukan meskipun sedikit demi sedikit dengan bantuan dua sahabatku sekarang. Yang kuharapkan tentunya, aku tak salah lagi menyebut mereka sahabat. Karena aku terlanjur lebih sangat menyayangi mereka. 

Teruntukmu Sahabatku :)

Taukah engkau serpihan hatiku telah terukir untukmu
Tak ingin dipuja dan disegani, namun hanya ingin bersama
Taukah engkau sisi jiwaku telah kupersiapkan ,
Hanya untuk melapangkan ketika kau menegurku

Yang aku butuhkan bukanlah peluk hangat dan lembut sanjungan
Yang aku butuhkan adalah ketegasanmu dalam menjagaku

Aku hanyalah sebuah kertas kotor dengan banyak coretan diatasku
Dan aku membutuhkanmu untuk mengoreksi coretan yang baik untukku 

Terimakasih karena kau telah menerimaku dengan kesombonganmu
Karena jika kau merendah maka akulah yang tak akan bisa mendapatkan seorang sepertimu
Seorang yang hebat dengan bejuta mimpi dan tak berhingga rasa

:)

Senin, 24 Oktober 2011

Awal Dulu (Tugas Polimer)


 Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas.Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu struktur regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau gas, bagian-bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga tiap aliran massa tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu, jika suatu dielektrik diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah di mana muatan tadi ditempatkan.

 Masing-masing jenis dielektrik memiliki fungsi dan fungsi yang paling penting dari suatu isolasi adalah:
1.      Untuk mengisolasi antara penghantar dengan pengahantar yang lain.
Misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa, atau konduktor fasa dengan tanah.
2.      Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasi.
3.      Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.

Agar dielektrik mampu menjalanakan tugasnya dengan baik maka dielektrik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi, agar dimensi sistem isolasi menjadi kecil dan penggunaan bahan dielektrik sedikit, sehingga harganya semakin murah.
2.      Rugi-rugi dielektrik yang rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi batas yang ditentukan.
3.      Memiliki kekuatan kerak tinggi, agar tidak terjadi erosi karena tekanan elektrik permukaan.
4.      Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus pemuatan tidak melebihi yang diijinkan.
5.      Kemampuan menahan panas tinggi (daya tahan panas).
6.      Kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.
7.      Konduktivitas panas yang tinggi.
8.      Koefisien muai panas yang rendah.
9.      Tidak mudah terbakar.
10.  Tahan terhadap busur api.
11.  Daya serap air yang rendah.

Ada enam sifat-sifat listrik dielektrik yang perlu diketahui yaitu:
1. Kekuatan dielektrik
2. Konduktansi
3. Rugi-rugi dielektrik
4. Tahanan isolasi
5. Peluahan parsial (partial discharge)
6. Kekuatan kerak isolasi (tracking strength)